Rabu, 05 September 2007

RAZIA RAMBUT

Ada kejadian seru. Bimo menangis. Benar-benar menangis sesunggrukan sampai bahunya turun-naik. Bu Luluk jadi keheranan. Tidak biasanya si lincah itu cengeng. Di kelas 3 B, Bimo terkenal paling ‘tabah’ menghadapi segala tantangan, termasuk omelan Bu Luluk dan Bu Wiwin. Hehehe…

Anak-anak langsung berkerumun menyaksikan kejadian langka itu. Bimo pun menangis semakin keras.

“Bimo kenapa?”, Bu Luluk segera menghampiri Bimo di kursinya.

Bimo tidak menjawab. Dia membenamkan kepalanya di balik lengan. Akhirnya Bu Luluk menunggu sampai Bimo selesai menangis.

“Saya dimarahi Pak Deni, Bu”, ujar Bimo terisak, “Saya disuruh potong rambut.”

Bu Luluk mengangguk sambil memandang rambut Bimo yang memang gondrong. “Lalu?”

“Orang tua saya sedang di luar kota, Bu. Makanya saya belum bisa potong rambut sekarang.”

“Kapan orang tua Bimo pulang?”, tanya Bu Luluk.

“Insya Allah nanti sore, Bu”, Bimo menghapus sisa-sisa air matanya.

“Nah, sekarang Bimo jangan sedih lagi, ya? Nanti Ibu yang akan menjelaskan pada Pak Deni. Tapi janji ya, kalau orang tua Bimo sudah pulang, Bimo harus potong rambut’.

Bimo mengangguk.

“Tuh lihat, teman-teman yang lain sudah pada pergi ke ruang qiroaty. Bimo qiroaty dulu ya?”

“Ya, Bu”, Bimo segera mengambil buku qiroaty dan menyusul teman-temannya yang lain.

***

Keesokan paginya, Bimo masuk kelas dengan ceria seperti biasa. Rambut gondrongnya telah dipotong rapi. Dia tersenyum malu-malu pada Bu Luluk.

“Jelek ya, Bu?”, tanyanya.

“Enggak,. Bagus kok. Itu baru murid Ibu”, ujar Bu Luluk senang.

Tak lama kemudian, Ghazi muncul dengan bertopi ria. Ketika melewati kursi Bu Luluk, dia menutupi bagian kepalanya yang terbuka dengan telapak tangan.

“Lho, kepala Ghazi kenapa? Kok ditutupi segala?”, Bu Luluk terheran-heran.

Ghazi Cuma tersipu-sipu lantas buru-buru kabur ke kursinya. Anehnya, sesampainya di kursi, dia langsung bersembunyi di bawah meja. Setelah bel masuk berbunyi, barulah Bu Luluk mengerti mengapa Ghazi bertingkah agak aneh. Ternyata dia gundul!

Ya, ternyata Ghazi khawatir rambutnya bakal dirazia Pak Deni seperti Bimo. Makanya, supaya aman, Ghazi memilih rambutnya digunduli. Lucunya, setelah rambut Ghazi gundul, dia suka iseng menirukan gaya kungfu pendekar shaolin di depan kelas (tapi sayang, kalau kalau kebetulan Bu Luluk melihat, Ghazi langsung ngumpet di kolong meja ).

Nah, kata siapa rambut gondrong itu keren? Bahaya. Bisa-bisa nanti kena razia Pak Deni. Hiiii….

Tidak ada komentar: